Aku Memilih FLP ~ Bersyukur dan Berbahagia

About Me

About Me


Penikmat sastra dan staff pengajar fisika
di salah lembaga bimbingan belajar di Padang.
Bergiat di Forum Lingkar Pena Sumatera Barat.
Hobby melakukan apapun asal menyenangkan.

FLP

FLP
Logo FLP

Tuesday, September 27, 2016

Aku Memilih FLP



Aku Memilih FLP
(Esai ini diikutkan dalam lomba esai FLP 2016)

Kenapa ingin menjadi penulis? Mungkin berbagai pertanyaan akan muncul saat kita mengutarakan niat ingin menjadi penulis. Terlepas dari alasan apapun, baik karena ingin terkenal, ingin menghasilkan uang, atau sekedar menyalurkan hobi, yang namanya suatu pekerjaan pasti ada langkah-langkah yang harus diketahui.
Menulis bukan hanya tentang coretan tinta pena yang membekas di halaman kertas seperti yang sering aku lakukan ketika aku SMA. Mungkin hal itu bisa kita lakukan jika kita hanya ingin menulis di dalam binder pribadi kita dan dibaca oleh teman-teman dekat. Berbeda halnya dengan menulis yang tulisannya berharap dilirik media agar bisa dibaca banyak orang. Ada banyak etika yang harus kita patuhi agar tulisan kita bisa dilirik media.
Pada tahun 2012 aku memutuskan untuk bergabung dengan sebuah forum kepenulisan, yaitu Forum Lingkar Pena (FLP). Sebuah forum yang muncul pada tahun 1997. Berbagai kegiatan telah aku ikuti selama bergabung dengan FLP, seperti : mengikuti sekolah menulis, bedah karya setiap minggu yang terkadang juga dibimbing oleh penulis yang lebih senior - salah satunya Alizar Tanjung, acara seminar yang mendatangkan penulis senior yang saat itu Ragdi F. Daye. Bahkan aku telah diwisuda dan telah mendapatkan kartu anggota FLP Sumatera Barat.
Seiring berjalannya waktu, ditambah lagi tugas kuliah dan skripsi yang minta untuk mulai digarap, aku vakum dari FLP. Aku vakum sampai tahun 2016. Waktu yang cukup lama. Kemudian salah satu teman mengajak kembali untuk bergabung di FLP. Aku cukup tertarik dengan ajakan tersebut. Karena mungkin semangat menulis masih tersisa sedikit dalam diri ini.
Ada banyak alasan kenapa aku memutuskan kembali ke FLP. Pertama, FLP adalah forum yang tidak memandang usia maupun latar belakang pendidikan seseorang. Asalkan orang tersebut mau belajar dan mempunyai keinginan untuk berkembang. Anggota FLP mulai dari anak-anak samapi orang dewasa dan bekeluarga sekalipun. Terkadang mereka membawa anak mereka ke acara diskusi.
Kedua, FLP memfasilitasi penulis pemula dalam belajar menulis. Hal ini terlihat dari adanya diskusi karya (bedah karya) setiap minggu. Di sana karya setiap kita akan dibaca kemudian dikomentari (atau dalam istilah yang saya dengar dibantai). Ini merupakan wahana yang paling ampuh untuk mengoreksi kesalahan yang kita tidak sadari saat menulis. Ada banyak orang yang menganggap apa yang dilakukannya sudah benar, tapi dimata orang lain belum tentu benar. Begitu juga dengan sebuah tulisan. Dari hasil bedah karya yang aku hadiri pertama kali saat kembali bergabung di FLP inilah cerpen remaja pertamaku terbit di media Harian Umun Singgalang yang berjuduk Alarm Rayhan.
Foto Diskusi Pertama Saat Kembali Lagi Ke FLP

Ketiga, saat aku bergabung dengan dengan FLP  itu berarti, aku juga bergabung di grup media sosial FLP. Berbagai karya anggota FLP yang terbit akan diupload di grup tersebut. Sehingga dari hal itu aku semakin termotivasi untuk bisa berkarya seperti teman-teman FLP lainnya. kita juga bisa berdiskusi secara Online. Memberi motivasi satu sama lain. Info email media yang menerima karya tulis pun di update di sana. dan yang terpenting, aku dapat pelajaran tentang etika menulis pengantar saat mengirim karya ke media.
Keempat, meski aku orang indonesia, tapi tidak bisa dipungkiri kalau bahasa indonesiaku masih jauh dari cukup. Penggunaan EYD yang benar kadang sering kali terabaikan. Di FLP kita bebas menanyakan apakah kalimat yang kita buat sudah benar atau belum. Dengan senang hati anggota yang lain, yang tahu jawabannya akan menjawab.
Kelima, FLP juga sering mengadakan seminar, terutama seminar kepunulisan. Selain berkarya, kita juga mendapatkan ilmu. Banyak hal posittif yang kita dapat.
Bergabung kembali di FLP adalah pilihan yang tepat bagiku. Ada banyak hal baik yang aku dapatkan. Mungkin manfaat yang aku uraikan di atas hanya sebagian kecil dari manfaat yang telah dirasakan orang lain yang lebih lama bergabung di FLP. Satu hal yang aku ingat dari senior FLP, seorang penulis itu tidak bisa sendiri, ia butuh komunitas untuk berbagi dan berdiskusi. Dan komunitas itu aku pilih FLP.

4 comments:

  1. sayang sekali saya tidak sempat bergabung dengan FLP. Terus berkarya sis. :)

    ReplyDelete
  2. Masya Allah...
    Sukses terus sist...

    ReplyDelete
  3. Mantap...
    Pengen juga rasany bergabung kembali dng FLP, biar karyany jg bisa terbit di koran :D

    ReplyDelete